Membedah Makna Kata "Terserah": Maunya Apa?
Beberapa hari yang lalu, saya diajak bercerita oleh seorang kawan. Dia bercerita tentang peliknya masalah hubungan asmara anak muda sekarang. . Seorang kawan bercerita jika hubungannya terlalu banyak drama, terlalu banyak gimmick, sudah kek politikus aja, kebanyakan retorika semu hehe ups bercandyaaa. Tapi, sebagai pendengar yang baik, saya hanya menenangkan dengan sedikit terkekeh juga. Banyak sekali yang kawan saya ceritakan, tapi akan saya ambil contoh yang mungkin kalian juga merasakan, jadi, pasangannya ini setiap ditanya "mau makan apa? "mau kemana lagi?" Atau "mau pake baju yang mana?" Selalu yang keluar dari mulutnya adalah "terserah" bayangkan, mungkin banyak lelaki di luar sana yang sangat sebal dan benci dengan kata "terserah" tersebut, hehe bagaimana tidak, kami lelaki juga butuh kepastian, hadeeeh.
Menyebalkan bukan jika lawan bicara ketika ditanya jawabannya "terserah" seolah-olah kita ini cenayang yang bisa menemukan jawaban dari kata terserah tersebut. Padahal, tinggal dijawab dengan kata yg lebih detail, maunya apa, pengennya apa, mau bagaimana. Sungguh jawaban terserah ini sangat membingungkan dan tentunya membuat pusing kepala, salah-salah jika jawabannya kurang tepat, kita yang salah, hadeeeeh mumet!
Nhah, karena banyak sekali yang sebenarnya kepo dengan jawaban terserah ini, saya akan membahas bagaimana jawaban terserah ini muncul dan dalam kondisi apa saja jawaban terserah ini muncul, nanti saya kasih sedikit jawaban alternatif lain ketika lawan bicara atau pasangan menjawab kata terserah.
Baik, kita mulai bedah dari kata terserah itu sendiri, dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata terserah bisa dimaknai dengan masa bodoh, namun dalam konteks yang lebih simpel, kata terserah akan muncul ketika ada pertanyaan yang biasanya memiliki banyak opsi jawaban, contoh; "mau makan apa?" Nhah, biasanya si lawan bicara sudah tau nih apa yang ingin ia makan, tapi dia malu untuk mengutarakannya, selain logika tersebut ada kemungkinan lain, barangkali sangking banyaknya yang menjadi pilihan makan, maka muncullah kata terserah.
Kata terserah sendiri sebenarnya memberikan sisi positifnya yakni membiarkan lawan bicara melemparkan saran, misal "mau makan apa?" Dan dijawab "terserah" nhah, coba kalian lempar saran "klathak pak pong, sop buntut amplaz, atau mie ayam Pak Ribut?" Ketika sudah dikasih opsi seperti itu, biasanya lawan bicara akan memberikan saran lain sesuai kehendak hatinya "bagaimana kalo sate padang uda hasan?" Nhah, ketika sudah ada saran seperti itu, biasanya lawan bicara sebenarnya hanya ingin makan sate padang uda hasan. Coba nanti kalian praktikkan, semoga berhasil.
Selain sebagai sebuah jawaban dalam pertanyaan, kata terserah biasanya juga digunakan untuk seseorang yang bodo amat dengan keadaan, contoh; "buat teman-teman yang tidak merasa ikut Karang Taruna, terseraaaah!" Nhah, jika lawan bicara sudah mengeluarkan kata tersebut, itu artinya dia sudah bodo amat dan gamau ngurusin lagi. Jadi, kata terserah ini bisa multitafsir, sesuai dengan situasi dan kondisi.
Buat kalian, yang sering dapat kata-kata terserah, mending kalian segera memutar otak dan menyiapkan opsi jawaban yang super banyak, agar nanti tidak kebingungan dalam memberikan keputusan. Selain itu, jika kalian sudah mendapat jawaban terserah untuk yang kesekian kalinya, berarti memang lawan bicara ini tidak punya ide, mentok, dan benar-benar manut manut saja.
Bagaimana? Masih mumet ketika mendapat jawaban terserah? Coba tips di atas tadi, tapi kalau masih mumet, ya berarti ada pola pikir dari lawan bicara yang memang sudah ruwet, hehe, piss.
Bagi kalian yang sering bilang terserah, ayolah kerja samanya untuk bisa mengungkapkan apa yang diinginkan, atau setidaknya kasih saran atau ide, memangnya kami bisa menebak apa maumu? Hmmm aneh-aneh saja! -Jan
Komentar
Posting Komentar